Dalam Tahajjud III ini yang bertema "Menuju Masa Depan Menjadi Pemimpin Masa Depan" ketua panitia Pak Handoko melaporkan bawa siswa yang hadir untuk mengikuti tahajjud ini sebanyak 214 siswa dari kelas IV, V dan VI.
Di acara inti menghadirkan penceramah/ustadz yang menyampaikan tentang contoh atau tauladan seorang pemimpin, dimana dalam Islam sendiri seorang pemimpin yang menjadi panutan adalah nabi Muhammad saw.
Kemandirian Muhammad terbentuk oleh karena keadaan dimana sejak kecil sudah lahir sebagai seorang yatim, kemudian juga Muhammad tidak diasuh (disusui) oleh ibunya, kemudian dimasa kanak-kanak pada umur 6 tahun Muhammad harus ditinggal oleh Ibunya, dan kemudian diasuh oleh kakeknya yang keadaan ekonominya pun tidak berlebih, sehingga Muhammad harus berfikir untuk bekerja membantu sang kakek. kemudian di usianya 9 tahun Muhammad ditinggal oleh kakek yang selama ini sebagai sosok yang paling menyayanginya, kemudian diasuh oleh pamannya Abu Thalib, dimana juga Abu Thalib keadaan ekonominya kurang mampu dibandingkan saudara yang lain, akan tetapi mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang Quraisy. Abu Thalib menyayangi Muhammad seperti menyayang anak sendiri dan dia juga tertatik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia. Dari keadaan inilah Muhammad terbentuk menjadi anak yang mandiri
.
Sifat suka bekerja keras dan kepemimpinannya adalah dari keadaan ekonomi pamannya sehingga harus bekerja (menggembala kambing). Menggembala kambing bukan merupakan hal yang mudah, karena kambing adalah hewan yang susah untuk diatur, terlebih lagi kambing yang digembalanya juga tidak sedikit, sehingga perlu trik / cara jitu bagaimana untuk mengatur kambing-kambing yang digembalanya, dari sinilah cikal bakal Muhammad untuk mengatur masyarakat yang susah diatur, yaitu masyarakat yang jahiliyyah.
Dari keadaan pekerjaannya juga yang harus menggembala kambing setiap harinya sehingga hidupnya jauh dari pergaulan masyarakat yang Jahiliyyah, sehingga sifat dan pikirannya tidak terkontaminasi oleh masyarakat jahiliyyah.
Dari inti isi ceramah tersebut yang disampaikan kepada siswa/i peserta tahajjud bahwa dari kecil sebagaimana Muhammad kecil harusnyalah kita sudah berpikir dan bekerja keras untuk memetik kesuksesan di masa mendatang, artinya sukses di waktu kecil akan akan menuai kesuksesan yang lebih besar di waktu besar nantinya.
Posting Komentar